Jiwa terpasung bak tertawan,,
Terpenjara..
Namun aku tak berkata
Entah harus bagaimana hatimu dapat ku buka
Aku gelap mata,,
Hatiku tercecer..
Hingga melebihi seberat zarrah pun tak nampak kulihat
Mungkin kau tahu,,
Mungkin pula tidak
Rasa itu..
Terkadang suka
Terkadang duka
Begitu pun,,
Meski luka
Aku tak kan menghiba
Bukan tak sudi
Hanya karena aku tak butuh iba
Atau balas rasa
Lelaki ku..
Aku tak kan memberi
Atau pula meminta dengan paksa
Jika kabut itu masih menyelimutimu
Aku tak kan berusaha menghalaunya lagi
Karena jalan yang kita pilih berbeda
Sungguh..
Keegoisan ini menghancurkan dalamnya rasa
Yang dulu kubangun dengan kokoh
Namun dalam satu tarikan nafas
Kau merubuhkannya hingga yang tersisa hanya puing-puing
Potongan kekecewaan..
Sobekan perih..
Kepingan asa..
Dan secuil penderitaan
Namun ku tahu itu hanya sesaat
Setiap makhluk dapat melawannya dengan waktu
Aku resah..
Aku lelah..
Aku menyerah
Karena ternyata hatimu tak sudi memahaminya,,
Kau tak butuh revolusi
Kau tak perlu itu
Dan parahnya,,
Kau tak menghampiri
Di tempat aku menunggu
Kau tak datang..
Tak sekalipun datang
Sementara aku berlari,,
Detik ini kusampaikan sebuah berita
Bukan karmina ataupun dialog opera
Tapi ini adalah fakta yang nyata
Meski milyaran amoeba mengancam ku
Walau jutaan wuceraria menghadang jantungku
Akan tetap ku katakan,,
Dengan kalimat ini
Dalam bait ini
Aku rindu
Aku beku
Aku benci
"Aku Benci Cara mu Mencinta"
ALTERNATIVE NGUPIL YANG EXTREEME
9 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar